Siapa yang tidak suka bila buah hati bunda mempunyai akhlak yang baik? namun perkembangan akhlak buah hati tidak dapat tumbuh dengan sendirinya, perlu usaha yang maksimal dalam menanamkan akhlak, banyak cara untuk menanamkan akhlak salah satunya melalui dongeng. Dongeng dipercaya menanamkan akhlak karena lebih menarik dan menyenangkan. Berikut saya posting menanamkan akhlak melalui dongeng
Mentari
baru saja muncul di ufuk, semua penghuni kebun Floria sedang sibuk dengan
urusan mereka, burung-burung berdendang sambil bergotong royong membersihkan
sangkar mereka dari sisa air hujan yang turun tadi malam, sekelompok lebah madu
berdengung mengitari bunga-bunga mawar yang tumbuh subur di negeri ini,
beberapa kodok meloncat-loncat di atas daun teratai bercanda ria, warna warni
pelangi melengkung indah diantara dua gunung menyambut datangnya pagi, sesekali
terdengar dengkuran paman Cheek yang masih tertidur.
Paman
Cheek adalah seekor tupai gendut yang mempunyai sifat yang kurang baik, pelit
tidak suka berbagi dengan orang lain, sombong karena dia sangat pandai memanjat
pohon serta pemarah dan sangat sulit memaafkan kesalahan orang.
Matahari
mulai memancarkan sinar kekuningan disaat Anti si tikus kecil beserta dua
temannya sedang berjalan mencari makan diantara semak-semak yang tepat dibawah
pohon kelapa tempat paman Cheek tinggal, tiba-tiba terdengar suara teriakan
kesakitan “aduh...Anti Joki tolong aku”, ternyata kaki Tum salah satu teman
Anti tertancap duri, Anti dan Joki langsung mendekat berusaha untuk menolong,
dengan susah payah akhirnya duri yang menancap di kaki Tum telah berhasil
dicabut, tetapi Tum terus saja mengerang kesakitan disebabkan karena duri yang
menancap beracun sehingga harus diberi penawar, dengan sigap Anti memanjat
pohon kelapa untuk meminta kelapa pada paman Cheek sebagai penawar racun.
“Tok
tok tok” Anti mengetuk pintu, paman Cheek yang merasa terganggu tidurnya
langsung menghardik Anti “hai tikus kecil, kamu telah mengganggu tidurku, sana
pergi!” “maaf paman Cheek, kedatangan saya kesini ingin meminta satu kelapamu
untuk mengobati temanku” “Kamu ingin meminta kelapaku?O...tidak mungkin, ini
adalah kelapa-kelapa persediaanku untuk musim dingin” “Tapi...saya hanya butuh
satu” “Tidak, sudah sana pergi”. Dengan hati sedih Anti berlalu meninggalkan paman
Cheek.
“Tolong...tolong...”
Anti segera menghentikan langkahnya dan mencari tahu siapa yang meminta tolong,
ternyata kedua kaki paman Cheek sedang terjerat perangkap yang dipasang petani,
dan terlihat ada seekor ular yang merayap mendekati untuk menyantapnya. Anti
segera manghampiri paman Cheek dan langsung menggerogoti tali perangkap hingga
terputus dan paman Cheek pun terbebas dari jeratan.
Melihat
kebaikan hati Anti yang telah membantunya, paman Cheek menjadi malu karena
telah memarahinya dan berbuat pelit padanya, akhirnya paman Cheek pun meminta
maaf atas kesalahannya dan memberikan beberapa kelapa pada Anti.
Sejak
saat itu paman Cheek menjadi hewan yang ramah dan dermawan, karena ternyata dia
tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
No comments:
Post a Comment